Posted by : Unknown
Senin, 04 Mei 2015
TUGAS III
Ilmu Budaya Dasar
“Keinginan
Arthur Schopenhauer”
Rizki Ramadhan Sultan
19114648
1KA08
SISTEM
INFORMASI
ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Mei/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan tugas
yang berjududul “Kritisme Immanuel Kant”. Tidak lupa shalawat serta salam
terhadap junjungan besar nabi kita Muhammad SAW.
Tidak lupa juga saya
ucapkan terima kasih kepada dosen pembibing mata kuliah softskill ilmu budaya
dasar saya Ibu Auliya Ar Rahma yang telah membimbing saya dalam pembuatan tugas
dan mata kuliah yang bersangkutan ini.
Tugas ini disusun agar
pembaca dapat, dan dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial
dasar. Tugas ini juga disusun agar pembaca dapat mengetahui pokok pemikiran
kritis dari filsuf Immanuel Kant.
Demikian kata pengantar
ini saya buat. Saya menyadari bahwa tugas ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu saya mohon maaf bila ada kesalahan kata dalam pembuatan
makalah ini maupun kata pengantar ini, juga saya meminta kritik dan saran yang
membangun agar dapat dibuatnya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah
cakrawala pengetahuan kita.
Depok, 4 Mei 2015
Penyusun
BAB
I
Latar Belakang
Filsafat adalah studi tentang
seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan
dalam konsep mendasar. Berbeda dengan sains yang didalami dengan melakukan eksperimen dan
percobaan, filsafat didalami dengan mengutarakan masalah dan memberi solusi dan
argumen yang dengan alasan yang tepat untuk masalah itu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam
sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika
berpikir, dan logika bahasa. Seseorang yang mempelajari filsafat disebut dengan
filsuf atau ahli filsafat.
Salah
satu filsuf barat yang terkenal adalah Arthur Schopenhauer. Beliau seorang filsuf asal Jerman melanjutkan
tradisi filsafat pasca-Kant. Dalam perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi
dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha. Pemikiran Kant nampak di dalam pandangan Schopenhauer
tentang dunia sebagai ide dan kehendak.
Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa benda-pada-dirinya-sendiri
itu bisa diketahui, yakni "kehendak"
BAB II
ISI
ISI
Arthur Schopenhauer
lahir di Danzig (sekarang Gdańsk). Dia adalah putra dari Heinrich Floris
Schopenhauer dan Johanna Schopenhauer. Kedua orang tuannya adalah keturunan orang
kaya Jerman dan keluarga bangsawan. Keluarga Schopenhauer pindah ke Humburg
ketika Kerajaan Prussia dikuasai Polish-Lithuanian Commonwealth kota Danzig
tahun 1793. Tahun 1805, ayah Schopenhauer bunuh diri. Setelah itu, ibu
Schopenhauer, Johanna pindah ke Weimar, yang kemudian menjadi pusat literatur
Jerman. Kepergiannya ke sana untuk melanjutkan karirnya sebagai penulis. Setahun
kemudian, Schopenhauer meninggalkan bisnis keluarganya yang ada di Humburg. Dia
pergi ke Weimar dan tinggal dengan ibunya.
Schopenhauer pun kuliah dan menjadi mahasiswa di
Universitas Göttingen pada tahun 1809. Pada masa perkuliahannya, dia belajar
tentang metafisika dan psikologi di bawah bimbingan Gottlob Ernst Schulze,
penulis buku Aenesidemus, yang mengajurkannya agar berkonsentrasi pada Plato
dan Immanuel Kant. Pada tahun 1811 sampai tahun 1812, dia mengikuti kuliah dari
Johann Gottlieb Fichte, seorang filsuf post-Kant terkemuka dan dari seorang
teolog Friedrich Schleiermacher
Schopenhauer meninggal pada 21 September 1860 karena
gagal jantung ketika duduk di bangku sekitar rumahnya.
FILSAFAT
Schopenhauer
memberikan fokus kepada investigasinya terhadap motivasi seseorang. Schopenhauer
memfokuskan diri untuk membaca tulisan-tulisan dua filsuf terkemuka pada masa kuliahnya,
yaitu Hegel dan Kant. Schopenhauer sendiri mengkritik optimisme logika yang
dijelaskan oleh kedua filsuf terkemuka tersebut dan kepercayaan mereka bahwa
manusia hanya didorong oleh keinginan dasar sendiri, atau Wille zum Leben
(keinginan untuk hidup) yang diarahkan kepada seluruh manusia.
Schopenhauer
menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita
mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat. Oleh
sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar. Keputusan-keputusan
ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya. Pemilih itu harus
diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan. Segala tindakan
yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggung jawabnya. Segala
kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat
kekal. Schopenhauer juga menegaskan jika tidak ada keinginan bebas, haruskah
kejahatan dihukum?
Pandangan
filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan. Schopenhauer
menolak kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita. Ajaran
Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia
sediri takut dengan kematian.
BAB III
Kesimpulan
Cara
pemikiran Schopenhauer ini menarik. Namun, tetap saja memiliki kesalahan. Masalah
dalam filsafatnya berkaitan dengan pandangannya atas pengetahuan tentang prinsip
individuasi. Menurut Schopenhauer, berkat pengetahuan inilah manusia sadar
bahwa dirinya adalah sama dengan semua makhluk hidup lain (dasar dari sikap
bela rasa) sehingga dia tidak perlu memutlakkan diri dan keinginannya (dasar
sikap mati raga atau penyangkalan diri). Tanpa pengetahuan ini, manusia tidak
akan mengalami pencerahan dan tetap berada dalam kegelapan
Anggapan
Schopenhauer ini menekankan dua hal, yaitu bahwa kesadaran manusia terbukti
lebih kuat dibandingkan nafsu dan keinginannya, dan bahwa karena itu ia juga
mampu memperhatikan keadaan kepentingan orang lain, di dalam hal ini berarti
bahwa manusia bukanlah makhluk egois sebagai mana yang dipikirkan oleh
Schopenhauer.
DAFTAR
PUSTAKA
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Arthur_Schopenhauer